Seperti yang kita ketahui bahwa berteman bisa dengan siapa saja. Walaupun baru kenal dari Instagram yang bermula comment di salah satu Instagram orang yang tidak dikenal dan comment saya pun di bales oleh orang lain a.k.a bukan pemilik akun tersebut. Sampai akhirnya kita berdua tertarik dengan pembahasan mengenai tempat yang indah di Bogor. Berujung dengan meminta contact masing-masing agar bisa berpetualang bersama.
Perkenalkan cewe nekat dan pemberani yang bernama Dara berasal dari Banten dan tinggal di Bogor sudah satu tahun setengah, Penggila travelling yang luar biasa nekatnya. Karena dia cerita kalau tahun lalu pernah explore ke Flores dengan modal yang tidak terlalu besar dan selama diperjalanan selalu numpang mobil yang lewat (Hitchhiker). Yaaappp perjalanan gila seperti itulah yang saya ingin rasakan sedari dulu. Tapi sampai sekarang belum pernah merasakan petualangan seperti itu. Mungkin next time bisa coba-coba Hitchhiker bareng Dara tapi gak juga selama sebulan yah. Yakali udah kaya yang punya perusahaan aja. Hahahaa :p
Perjalanan kami bermula di pagi hari tepatnya pukul 06.00 AM pada hari Minggu, 26 June 2016. Saya tidak berdua saja dengan Dara melainkan ada teman lainnya 2 orang bernama Aji dan Dana. Mereka pun anak rantau yang berasal dari Jambi dan Kendari. Woooww kali ini saya jalan bareng anak rantau yang notabene mandiri banget.
Minggu, 26 June 2016
Pagi hari udara segar sekali dengan kondisi jalan yang begitu kosong dan hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang membuat saya dan Dara datang lebih awal ditempat kita janjian. Aji dan Dana masih dijalan dan gak lama kemudian muncullah mereka lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Putri Pelangi. Perjalanan yang awalnya mulus dengan pemandangan gunung berbalutkan kabut disertai sawah yang mulai menguning dan jalan berkelok. Tak lepas dari tanjakan juga turunan yang curam. Sudah hampir satu setengah jam di jalan tidak juga ketemu jalan menuju Curug Putri Pelangi karena tidak ada plang pertanda Curug Putri Pelangi. Patokan yang diingat Dara hanyalah ada indomaret dan Toge goreng. Hadeeeuuuhhh Dara dari tadi juga banyak banget kan dijalan ada Indomaret dan Toge gorengnya. Jadilah Dara agak lupa dimana jalan yang benar karena lupa petunjuk jalannya. Sampai akhirnya Dara memutuskan untuk ke Loji terlebih dahulu, Baru setelah itu ke Curug Putri Pelangi. Karena kalau masih diteruskan perjalanannya nanti yang ada kita bakalan jalan nembus ke Sukabumi hahaha...
Suaka Elang yang berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak tepatnya terletak di Kampung Loji, Kecamatan cigombong tidaklah susah untuk dicari. Karena untuk mencapai ke Suaka Elang sudah ada plang yang terpampang bertuliskan Loji. Jadi kalian tidak perlu khawatir kesasar karena sudah ada plangnya di pinggir jalan. Perjalanan bermula dari BTM - Batu Tulis - diteruskan lagi dengan melewati Bogor Green Forest terus saja ikuti jalan tapi ingat jangan sampai terlewat karena posisi sebelah kanan akan ada plang yang bertuliskan Loji. Setelah kalian menemukan plang tersebut langsung saja belok kanan dan ikuti jalan kembali. Ingat ya guys sangat disarankan kalau ke Loji menggunakan motor yang tinggi, jangan terlalu ceper karena jalan menuju Loji sangat hancur dan berbatu besar. Sangat tidak disarankan juga untuk membawa mobil karena jalanannya masih berupa bebatuan besar yang lepas dan kendaraan yang akan kita temui hanyalah truk pengangkut pasir. Ditambah lagi kita hanya melalui jalan setapak saja.
Tak disangka ternyata Dara itu jago juga bawa motornya. Baru juga belok kanan dari pertigaan yang kami lewati, Kami sudah disuguhi jalanan menurun yang banyak sekali bebatuannya dan tanah merah. Saya sempat mau turun saja dari motor dan lebih aman berjalan kaki. Tapi Dara menolaknya karena saat turunan justru enakan berdua biar motor tidak terlalu ringan. Well...Saya pun nurut aja deh apa kata Dara. Lumayanlah itung-itung save energy hahaha...Dan benar saja, Dara dapat melalui perjalanan yang hancur itu dengan mulus. Walaupun sesekali ban selip dan ditambah lagi harus pintar mainin gas motor agar dapat berjalan lancar. Saya kira hanya sekali saja kami menemukan jalanan yang tidak mulus. Ternyata tidak bung!!! Perjalanan kami masih jauh dan hancur seada-adanya. Sampailah kami dispot yang notabene terlihat seperti parkir motor. Dan yah benar saja...Para penambang itu bilang kalau keatas sudah tidak ada jalan lagi. Tapi Dara tidak percaya dengan apa yang dikatakan si penambang itu. Akhirnya kita gambling tetap membawa motor sampai atas. Kalaupun memang tidak ada jalan ya kita turun lagi. Jalan setapak itupun kami lewati dengan susah payah. Banyak sekali jalan yang berlubang ditambah lagi banyak genangan air yang tergenang di tanah merah membuat ban semakin licin. Jalan setapak itu pun tak membuat Dara dan teman lainnya capek melainkan mereka senang karena lebih menantang jika menemukan jalan setapak yang hancur. Tanjakan semakin curam dan lagi-lagi berbatu pula. Saya sempat ragu karena takut terjatuh dari motor. Tapi Dara selalu bikin saya yakin untuk tetap diatas motor dan jangan turun. Ternyata benar saja, Jalan tetap mulus dan kami tidak terjatuh sama sekali. Sampai akhirnya kami menemukan sawah dan tidak memungkinkan untuk motor masih meneruskan perjalanan keatas. Akhirnya kami menumpang disebuah rumah untuk memarkirkan motor disana. Untung ibu nya baik dan mengijinkan kami menyimpan motor di pekarangan rumahnya.
Berjalan menyusuri sawah yang sudah menguning dengan pemandangan disebelah kanan kami sungai dengan aliran airnya yang sangat jernih. Bahkan walaupun kami melihatnya dari atas, Yah kira-kira dengan ketinggian 8 meter tetap jernihnya air sungai dapat terlihat dari atas. Menyusuri aliran sungai yang mengering dan kami dapat berpijak di bebatuan besar setelah itu atmosphere nya berubah menjadi hutan pinus yang begitu indah. Tidak sampai 30 menit kami sudah sampai di Jembatan tua yang bertempatkan di Camping Ground Suaka Elang.
Jembatan tua yang selalu menjadi tujuan pejalan untuk bisa berfoto ria disana memang selalu menjadi inceran mereka yang suka akan photography. Kayu yang sudah menua dan banyak sekali lubang yang ditinggalkan oleh kayu menjadi unsur mistis dari tiap foto yang diambil. |
Dana, Dara dan Dian ( Triple D ) |
|
Persiapan pindah spot ke Hutan Pinus yang jaraknya cuma 1 meter aja Hahahaa :p |
Tidak jauh dari spot jembatan tua, Kami disuguhi pemandangan hutan pinus di Suaka Elang. Disana tempatnya camping ground Suaka Elang. Saat kami kesana hanya ada satu tenda saja yang mejeng di Hutan Pinus. Kami pun tak mau kalah sama mereka. Langsung lah Dara pasang Hammock di Hutan Pinus untuk sekedar istirahat sejenak disana. |
Hutan Pinus Suaka Elang |
|
Selamat Pagi dari Dian Juarsa |
|
Jalinlah pertemananmu dengan siapapun selagi mereka juga baik dengan kita |
|
Jadi ceritanya saat saya berusaha naik hammock Eh malah kejebak dengan posisi badan saya yang susah dibalik lagi |
|
Spending more time in hammock |
|
Mereka bertiga sebagai penerus Lingua Hahhahaa :p |
|
Semangat pagi dari kamiiiiii |
|
Entah lagi fotoin apa |
|
Let me relax in a hammock |
Enaknya datang lebih awal sebelum jam 9 pagi pastinya sepi banget dan belum ada petugas yang berjaga di pos. Jadi kami semua masuknya gratis karena memang tidak ada penjaganya. Dan lagi pula udara di pagi hari lebih enak dan segaaarrr. Belum lagi saat kita mau foto pun tidak ada yang mengganggu. Makanya kalau kesini harus lebih awal ya guys kalau emang mau dapetin foto tanpa ada banyak orang disekitar kamu.
Saat kami turun, mereka yang sedang camping juga mau turun. Nah saat turun mereka memblock jalan kami karena sedang foto-foto. Sudah saja saya hampiti mereka "Haaaiii sini biar aku aja yang fotoin | oiyah mba makasih yah | Iya sama-sama tapi nanti gantian yah fotoin kita hehehee | oke mba siaapp" Begitulah obrolan saya dengan mereka yang sedang camping. Saling membantu lah, Kan gak ada ruginya toh kalau sama-sama membantu buat foto doang mah. Hihihiii... :p
|
|
|
|
Saatnya melanjutkan perjalanan menuju Curug Putri Pelangi. Tepat pukul 09.00 AM kami sudah melanjutkan perjalanan menuju Curug Putri Pelangi. Semoga saja kami bisa menemukan curug itu. Tadinya kalau masih tersasar juga, Kita mau pindah spot ke curug lain. Tapi ternyata peruntungan berkata lain. Kami menemukan juga belokan mana yang tepat agar sampai di Curug Putri Pelangi. Menyusuri jalan setapak melewati rumah penduduk setelah itu kami dihadapi jalan setapak yang hanya bisa dilalui satu motor saja dengan medan yang berpasir ditambah banyak sekali gundukan tanah. Kita kok macam kaya mau nge-trail aja yah. Kalian tau kan medannya anak trail yang loncat-loncatin motornya (Gak tau istilahnya apa) tapi yang pasti beberapa kali saya hampir mental yang mengharuskan saya pegangan ke bahunya Dara. Tapi karena saya memegang bahunya Dara, dia pun complain dan bilang "Kak mendingan pegang perut Dara aja deh | Emang kenapa? Kagok yah hahahaa...Maklum kebiasaan naek ojeg Hahahaa..." dan akhirnya saya pun gak pegang bahunya Dara lagi. Sebenernya udah habit sih kalau naik motor dan diboncengin pasti megang bahu. Entahlah kenapa gitu, Saya pun ndak tau loh ini :p
Sesampainya di area parkir Curug Putri Pelangi saya sempat tercengang karena begitu bersih dan tertata rapi tamannya. Tangga jalannya pun dibaluti rerumputan hijau ditambah lagi ada berbagai macam pohon buah seperti nangka dan durian. Benar-benar dirawat sekali area ini. Sebenarnya cocok untuk ajak keluarga kesini tapi sayangnya medan perjalanan kesananya yang tidak memungkinkan untuk ajak keluarga. Buat kalian yang penasaran dengan Curug Putri Pelangi, Check it out :
|
Trekking 15 menit juga sampe Tapi kalau banyak istirahatnya bisa 20 menit |
Sampai juga di Curug Putri Pelangi kami dikenakan biaya retribusi sebesar Rp. 10.000 perorang. Disana telah disediakan tempat bilas dan juga musholla. Fasilitasnya pun sangat terawat dan bersih sekali. Ditambah lagi saat kami main kesana memang lagi sepi sekali. Tidak terlalu banyak pengunjung yang datang. Saat kami tiba disana hanya ada 4 orang saja yang bermain air. Tapi setelah kami tiba, Mereka malah pergi. Bagus deh kalo gitu, Jadi kami bisa puas bermain air disana.
|
Sayonara |