Banyak yang bertanya apa alasan saya bisa begitu sangat menyukai air terjun. Sebenarnya banyak hal yang membuat saya tidak pernah bosan mengunjungi air terjun dimana pun berada. Kadar airnya sangat segar, jernih dan dingin. Jujur saya sebenarnya punya alergi dingin. kalau kedinginan selalu timbul totol-totol merah di badan saya. Memang tidak banyak dan juga tidak terlalu berbahaya kok. tapi kembali lagi, karena saya suka jadi apapun kondisinya ya pasti akan saya datangi. Hal terpenting adalah saya mengetahui kondisi badan saya sendiri.
09.30 AM Kami mulai perjalanan menuju Tegenungan Waterfall dengan menggunakan kendaraan motor. Kami menginap di Hostel Nine Dollars, Legian. Rojack dan Mament sudah menjemput kami. Perjalanan dimulai dengan cuaca yang sedikit mendung. Sempat agak tidak bersemangat dengan cuaca yang kurang bersahabat tapi tak membuat perjalanan kami tertunda. Rojack dan Mament telah menyempatkan waktunya untuk mengantar kami ke Tegenungan Waterfall. Mereka berdua teman saya yang tinggal di Tabanan Bali.
Perjalanan kami bermula dari Legian, sepanjang perjalanan kami tidak ada kendala karena memang jalanannya yang terbilang mulus walaupun sekali kami melewati tanjakan yang terjal dan menukik. Kami melewati Pasar Seni Sukawati yang nanti akan saya kunjungi untuk mencari oleh-oleh. Sesampainya di Pasar Seni Sukawati kami masih melanjutkan perjalanan hingga ketemu pertigaan dimana ada Patung bayi, ambil ke arah kanan. Setelah itu ikuti jalan saja hingga kami bertemu Bli yang sedang mengatur jalan yang terdapat banner bertuliskan Tegenungan Waterfall. kami pun belok kiri hingga bertemu parkir. Retribusi Tiket Masuk Rp. 15.000/orang dan Parkir Motor Rp. 2.000.
Tegenungan Waterfall dari ketinggian |
Tegenungan Waterfall memang selalu diminati pengunjung. kedatangan kami pun sudah sesak dengan para pengunjug yang datang dari berbagai macam negara. Sebelum menuju Tegenungan Waterfall akan melewati jajaran penjual yang identik menjual dress pantai, crochet bikini, topi, sunglasses dan banyak lagi. Jadi bagi kalian yang lupa bawa baju ganti tak perlu khawatir karena disana sudah lengkap penjualnya.
Untuk menuju Tegenungan Waterfall kami harus siap melewati beberapa puluhan anak tangga menurun. Sebelum sampai kebawah akan ada spot dimana tempat tersebut bagus untuk spot foto namun sayang kabel hitam selalu jadi penghalang keindahan. Tangga yang tersusun begitu rapi memang sangat memanjakan para pengunjung agar dapat menuju Tegenungan Waterfall tanpa kendala. Jajakan anak tangga yang terbilang terlalu tinggi memang memaksakan kaki memijak ketangga berikutnya harus lebih jauh lagi. Kebayang saja sih saat akan menanjak balik, kondisi kaki harus kuat melewati beberapa puluh anak tangga. Railing tangga berwarna hijau sebagai penyangga agar pengunjung dapat bersandar jika kelelahan.
Crowd at Tegenungan Waterfall |
Saung untuk penjaga Tegenungan Waterfall |
Candid saat fotoin Jeje |
Sebenarnya saya sempat sedikit kecewa saat melihat warna air yang kecoklatan dari Tegenungan Waterfall. Tidak sesuai ekspektasi saya dimana air yang tidak berwarna coklat. Pengunjung yang berdatangan pun hanya sibuk berfoto-foto. Tidak ada satupun yang turun kebawah. Saya pun awalnya merasa enggan untuk menikmati air yang begitu coklat. Tapi hawa siang itu terasa begitu panas.
Jeje sudah sedari tadi masuk kedalam sungai karena saking gak sabarnya mau merasakan cipratan air dari air terjun. Akhirnya karena saya lihat Jeje begitu menikmati main airnya, Saya pun tergoda untuk ikut turun kebawah. Ternyata walaupun airnya kecoklatan tapi tetap segar dan terasa begitu dingin.
Bikini-an di Tegenungan Waterfall but not naked |
Walaupun airnya kecoklatan tapi tetap segar |
Derasnya air di Tegenungan Waterfall |
Kesampean juga bisa bikinian di air terjun |
Tak disangka celotehan saya sejak tahun lalu kalau saya ingin sekali bisa bikinian di air terjun bisa kesampaian di Tegenungan Waterfall. Karena memang tidak mungkin kalau bikinian di air terjun Bogor karena nanti malah di arak warga sekitar. hahahaha..
Disini tak hanya yang muda saja yang ikut turun bahkan ada anak kecil dan yang sudah tua juga ikut bermain air. kami sangat menikmati dorongan air yang begitu kuat dari percikan air yang begitu deras. bahkan ada seorang bocah yang sengaja membawa swimming goggle utuk renang di air terjun ini. Heran sih..Apa yang bisa dilihat dalam airnya yang begitu keruh.
Tegenungan Waterfall ini pun sempat beberapa kali memakan korban jiwa karena banyak pengunjung yang nekat untuk masuk kedalam goa besar dimana kondisi goa tersebut tertutup oleh percikan air yang begitu deras. Sempat saya ingin masuk kesana tapi saya mengurungkan niat tersebut karena takut celaka sendiri kalau memaksakan untuk kesana. Bahkan ada pengunjung yang juga panik karena drone nya terjatuh tepat dibawah air terjun. Sudahlah...banyak sekali memang tingkah pola para pengunjung saat itu.
Setelah puas bermain di Tegenungan Waterfall akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Pura Tirta Empul. Tapi sebelum menuju ke Pura Tirta Empul kami sempat singgah sejenak di Tegalalang Terrace menemani Jeje yang belum pernah turun kebawah.
Tegalalang Rice Field |
Tegalalang Rice Field ini juga masuk kedalam list liburan kami kali ini. Karena memang khusus menemani Jeje yang mau jalan-jalan di sawah. Namun berhubung waktu yang tidak terlalu lama, kami pun tidak bisa berkeliling untuk turun kebawah. Memang untuk bermain ke Tegalalang Rice Field ini tidak dikenakan biaya tapi menurut info dari teman saya kalau keliling Tegalalng sampai bawah akan selalu ada pungutan liar yang tidak jelas. Memang sih mintanya tidak besar, perorang dikenakan 5.000 tapi kalau ketemunya bisa sekaligus 5 orang saja, kan lumayan juga yah. Kalo kami beruntung tidak bertemu dengan orang yang meminta pungutan biaya selama keliling Tegalalang Rice Field.
Cheers,
Dian Juarsa
10 Oct 17
Cheers,
Dian Juarsa
10 Oct 17